PUISI TERIMA KASIHKU
Hari ini adalah hari yang bahagia bagi kami
siswa-siswi MI Plus Al asy’ari Pojok. Kebahagiaan akan bertambah lebih lengkap
apabila kita dikelilingi oleh orang-orang yang kita cintai.
Berbicara tentang cinta, ada beberapa orang yang tentunya
tidak diragukan lagi ketulusan cintanya dan tidak akan pernah melepaskan cinta
mereka untuk kami, yaitu kedua orang tua kami dan para guru kami.
Keberhasilan dan perjuangan yang telah kami capai pada
sa’at ini tidak terlepas dari cinta, kasih sayang, dukungan, serta bimbingan
dari kedua orang tua dan para guru kami. Bahagia kami bagaikan surga bagi mereka,
dan derita kami menjadi pilu mereka.
Kami di sini mengenakan toga ini disebuah persimpangan
jalan setapak yang gelap, pandanganku tertuju kepada orang-orang di kejauhan
sana, dengan senyuman yang tidak asing lagi dimata kami, orang-orang yang
sangat kami hargai, orang-orang yang sangat kami hormati, kami cintai, dan kami
sayangi. Ya mereka adalah kedua orang tua kami dan para guru kami. Dengan disertai
senyuman kami berjalan menghampiri mereka, seiring dengan langkah kami,
terlintas dibenak kami atas apa yang telah mereka lakukan dan atas apa yang
mereka berikan kepada kami selama ini.
Ibu yang telah mengandung kami selama 9 bulan, ibu
yang sudah memperjuangkan hidup dan matinya demi kami hingga kami dapat hadir
di dunia ini. Ibu juga yang telah merawat kami dengan penuh ketulusan dan kasih
sayang. Bapak yang telah rela membanting tulang tanpa mengenal lelah dan ikhlas
mengeluarkan keringatnya agar kami dapat menikmati hidup detik demi detik, hari
demi hari, bahkan tahun demi tahun. Para guru kami yang telah dengan tulus,
ikhlas, serta tanpa pamrih mendidik kami sehingga kami bisa seperti sa’at ini.
Apakah yang dapat kami lakukan untuk membalas mereka?
Sering kami tutup kuping tidak mau mendengarkan nasihat mereka, sering banget
kami bohong kepada mereka demi kepuasan kami, sering pula kami ngelawan jika
mereka marah karena kenakalan kami, sering pula kami banting pintu dihadapan
mereka jika mereka tidak mengabulkan permintaan kami, dan bahkan sering kami
mengeluarkan kata-kata kotor yang tidak pantas mereka dengar dari bibir kami,
dasar cerewet, kuno, kolot apakah mereka pernah merasa dendam terhadap kami?!!
Tidak !! tidak sama sekali. Mereka dapat dengan tulus memahami dan mema’afkan
kekhilafan kami, mereka tetap menyayangi kami dalam setiap hembusan nafas
mereka, bahkan mereka tetap menyebut nama kami di dalam setiap doa-doa mereka
hingga kami dapat menjadi seperti sekarang ini. Ya tuhan…!! Betapa durhakanya
kami selama ini kepada mereka. Tak sadarkah kami bahwa mereka sangat berarti
dalam perjalanan hidup kami dalam mencapai kesuksesan kami sekarang ini.
Langkah-langkah kami terhenti dihadapan mereka dan
kami pandangi mereka inci demi inci. Badan yang dulu tegap, kekar kini mulai
membungkuk. Rambut yang dulu hitam, kini mulai memutih, dan kulit yang dulu
kencang, kini juga mulai berkeriput. Kami tatap mata mereka yang muali berbinar
dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihat
kami memakai toga ini. Kami cium tangan mereka, kami peluk mereka sambil
berkata “Bapak, Ibu serta Bapak dan Ibu guru, yang kami berikan hari ini tidak
akan cukup untuk membalas semua yang kalian berikan selama ini kepada kami.
Teri kasih Bapak, terima kasih Ibu, dan terima kasih Bapak, Ibu guru semuanya.
Kami sayang kalian semua sampai akhir hayat kami. Terima kasih.
Create By:
ALI FAUSIN, S.Pd.I