Kamis, 24 Mei 2012

PUISI WISUDA HARU


PUISI TERIMA KASIHKU

Hari ini adalah hari yang bahagia bagi kami siswa-siswi MI Plus Al asy’ari Pojok. Kebahagiaan akan bertambah lebih lengkap apabila kita dikelilingi oleh orang-orang yang kita cintai.
Berbicara tentang cinta, ada beberapa orang yang tentunya tidak diragukan lagi ketulusan cintanya dan tidak akan pernah melepaskan cinta mereka untuk kami, yaitu kedua orang tua kami dan para guru kami.
Keberhasilan dan perjuangan yang telah kami capai pada sa’at ini tidak terlepas dari cinta, kasih sayang, dukungan, serta bimbingan dari kedua orang tua dan para guru kami. Bahagia kami bagaikan surga bagi mereka, dan derita kami menjadi pilu mereka.
Kami di sini mengenakan toga ini disebuah persimpangan jalan setapak yang gelap, pandanganku tertuju kepada orang-orang di kejauhan sana, dengan senyuman yang tidak asing lagi dimata kami, orang-orang yang sangat kami hargai, orang-orang yang sangat kami hormati, kami cintai, dan kami sayangi. Ya mereka adalah kedua orang tua kami dan para guru kami. Dengan disertai senyuman kami berjalan menghampiri mereka, seiring dengan langkah kami, terlintas dibenak kami atas apa yang telah mereka lakukan dan atas apa yang mereka berikan kepada kami selama ini.
Ibu yang telah mengandung kami selama 9 bulan, ibu yang sudah memperjuangkan hidup dan matinya demi kami hingga kami dapat hadir di dunia ini. Ibu juga yang telah merawat kami dengan penuh ketulusan dan kasih sayang. Bapak yang telah rela membanting tulang tanpa mengenal lelah dan ikhlas mengeluarkan keringatnya agar kami dapat menikmati hidup detik demi detik, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun. Para guru kami yang telah dengan tulus, ikhlas, serta tanpa pamrih mendidik kami sehingga kami bisa seperti sa’at ini.
Apakah yang dapat kami lakukan untuk membalas mereka? Sering kami tutup kuping tidak mau mendengarkan nasihat mereka, sering banget kami bohong kepada mereka demi kepuasan kami, sering pula kami ngelawan jika mereka marah karena kenakalan kami, sering pula kami banting pintu dihadapan mereka jika mereka tidak mengabulkan permintaan kami, dan bahkan sering kami mengeluarkan kata-kata kotor yang tidak pantas mereka dengar dari bibir kami, dasar cerewet, kuno, kolot apakah mereka pernah merasa dendam terhadap kami?!! Tidak !! tidak sama sekali. Mereka dapat dengan tulus memahami dan mema’afkan kekhilafan kami, mereka tetap menyayangi kami dalam setiap hembusan nafas mereka, bahkan mereka tetap menyebut nama kami di dalam setiap doa-doa mereka hingga kami dapat menjadi seperti sekarang ini. Ya tuhan…!! Betapa durhakanya kami selama ini kepada mereka. Tak sadarkah kami bahwa mereka sangat berarti dalam perjalanan hidup kami dalam mencapai kesuksesan kami sekarang ini.
Langkah-langkah kami terhenti dihadapan mereka dan kami pandangi mereka inci demi inci. Badan yang dulu tegap, kekar kini mulai membungkuk. Rambut yang dulu hitam, kini mulai memutih, dan kulit yang dulu kencang, kini juga mulai berkeriput. Kami tatap mata mereka yang muali berbinar dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihat kami memakai toga ini. Kami cium tangan mereka, kami peluk mereka sambil berkata “Bapak, Ibu serta Bapak dan Ibu guru, yang kami berikan hari ini tidak akan cukup untuk membalas semua yang kalian berikan selama ini kepada kami. Teri kasih Bapak, terima kasih Ibu, dan terima kasih Bapak, Ibu guru semuanya. Kami sayang kalian semua sampai akhir hayat kami. Terima kasih.

Create By: ALI FAUSIN, S.Pd.I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar